Menuju Babak Baru Pemerintahan Desa

Sabtu, 26 November 2011

Faktor Terjadinya Perubahan Sosial

Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahansosial, yakni yang berasal dari dalam serta yang berasal dari luarmasyarakat.

a.Faktor dari Dalam

Faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri (faktor dalam),antara lain meliputi:

1)Perubahan Jumlah penduduk
Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat, dapatmenyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam strukturmasyarakat, terutama yang menyangkut masalah lembaga-lembagakemasyarakatannya. Sedangkan berkurangnya jumlah pendudukterutama yang diakibatkan oleh proses migrasi (seperti urbanisasi,transmigrasi, dan lain-lain) juga dapat mengakibatkan kekosongan,misalnya pada bidang pembagian kerja, dan stratifikasi sosial yang padagilirannya dapat berpengaruh pula terhadap lembaga-lembagakemasyarakatan di daerah yang ditinggalkannya.Pada umumnya, masalah kependudukan yang sering menimbulkanperubahan sosial budaya tersebut adalah akibat pertambahan pendudukyang disebabkan oleh arus urbanisasi (ke kota), dan juga akibat berkurangnya jumlah penduduk terutama di daerah-daerah yangditinggalkan oleh orang-orang yang berurbanisasi tersebut. Adanyaurbanisasi penduduk ke kota-kota besar atau tempat-tempat lain yangmenjanjikan harapan telah menimbulkan ketidak-seimbangan antara luasdaerah beserta sumber-sumber kehidupannya dengan jumlah pendudukyang ada.
Maka, persaingan untuk memenuhi kebutuhan hidup menjadisemakin tinggi, angka pengangguran juga semakin bertambah akibatsulitnya mendapatkan pekerjaan-pekerjaan di sektor formal (biasanya parapendatang tidak memiliki ijasah maupun keahlian-keahlian khusus yangdibutuhkan oleh bursa kerja sektor formal sehingga mereka kalah bersaingdengan tenaga-tenaga terdidik kota yang umumnya memiliki semuapersyaratan-persyaratan yang dibutuhkan bagi bursa tenaga kerja di sektorformal), dan akibat lebih lanjut adalah munculnya kerawanan di bidangkeamanan serta ketertiban masyarakat. Keadaan seperti itu jelas dapatmenimbulkan perubahan-perubahan baru pada struktur masyarakat,seperti perubahan corak kehidupan sosial (masyarakat) yang lebih bersifatindividual, sementara di sektor ekonomi kota juga muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang tidak banyak membutuhkan keahlian khususmaupun pendidikan-pendidikan formal, (asal bisa dikerjakan danmenyerap sebanyak mungkin tenaga kerja), seperti pedagang kaki lima,pedagang asongan, pencuci mobil di pinggir jalan, penyemir sepatu,perantara calo-calo, dan lain-lain. Sementara kebalikan dari semua itu, ialah bahwa di daerah-daerah yang ditinggalkan (umumnya daerah pedesaan)akan mengalami kelambanan dalam pembangunan, antara lain karenatenaga-tenaga potensial yang ada berurbanisasi ke kota-kota (brain drain ).

2)Pertentangan (konflik) dan Pemberontakan (revolusi) di Masyarakat
Suatu pertentangan (konflik), baik itu berupa pertentangan nilai dannorma-norma, pertentangan agama, etnik, politik, dan lain-lain dapat pulamenimbulkan terjadinya perubahan-perubahan sosial yang cukup luas.Suatu pertentangan individu terhadap nilai-nilai dan norma-norma, sertaadat-istiadat yang telah berjalan lama misalnya, akan dapat menimbulkanperubahan apabila individu-individu yang bersangkutan beralih dari nilai-nilai, norma, serta adat-istiadat yang telah lama diikutinya tersebut. Sebagaicontoh, anggapan umum masyarakat Indonesia bahwa “makin banyakanak makin banyak rejeki”, dan “setiap anak yang dilahirkan telah memilikirejekinya masing-masing”, sehingga tidak menimbulkan kecemasan setiapkali anaknya lahir. Namun kini pandangan semacam itu mengalamiperubahan, yakni bahwa “makin banyak anak makin besar bebanekonominya”. Menurut yang percaya, perubahan tersebut diyakini dapatmengurangi angka pertambahan penduduk dan kesejahteraan juga makinmeningkat, sebab terdapat keseimbangan antara kemampuan ekonomi dantanggungjawab membiayai anak. Contoh lain misalnya, pandanganmasyarakat Batak bahwa di dalam keluarga harus ada anak laki-laki untuk

meneruskan garis keturunan keluarga. Adanya keyakinan semacam ituternyata telah mendorong keluarga-keluarga yang belum memperoleh anaklaki-laki untuk terus berupaya mendapatkannya, meskipun sebenarnya jumlah anaknya telah banyak. Akan tetapi karena pengalaman, terutama bagi masyarakat Batak yang telah berpengalaman merantau, terhadappikiran dan keyakinan tersebut menjadi lebih longgar. Mereka dapat berpandangan bahwa anak menantu adalah anak laki-laki mereka juga.
Terjadi pergeseran antara nilai lama yang mengatakan “banyak anak banyakrezeki” dengan nilai baru yang beranggapan “makin banyak anak justru makin besar bebanekonominya”, telah membawa perubahan-perubahan, khususnya pandangan orang tuaterhadap anak. Selain perubahan sosial yang diakibatkan oleh pertentangan nilai-nilaidan norma yang terdapat dalam masyarakat, perubahan sosial juga dapatdiakibatkan oleh pertentangan ideologi (politik, agama), etnik, dan jugapemberontakan-pemberontakan. Di Indonesia, perubahan sosial yangdiakibatkan oleh berbagai faktor pertentangan ideologi serta pemberontakantersebut telah ada buktinya. Sebut saja misalnya konflik pemerintah denganDI/TII, RMS, PRRI/PERMESTA pada awal kemerdekaan, konflik Pemerintahdengan PKI (Pemberontakan PKI tahun 1948 dan 1965), maupun konflik-konflik mutakhir di jaman reformasi ini seperti konflik di Aceh, Ambon, Poso,Papua, Sampit, dan lain-lain. Berbagai perubahan sosial yang ditimbulkanakibat pertentangan maupun pemberontakan-pemberontakan yang munculdalam masyarakat Indonesia tersebut telah berdampak buruk, misalnyaterhentinya aktivitas perekonomian, inflasi, timbulnya rasa saling curiga,kecemasan, dan lain-lain.

Di dalam jangkauan yang lebih luas, perubahan sosial yangdiakibatkan oleh pertentangan politik maupun pemberontakan (revolusi)dalam masyarakat juga pernah terjadi di negara Rusia. Akibatpemberontakan (revolusi) yang terjadi di Rusia tahun 1917 tersebut telahmenyebabkan adanya perubahan sosial, yakni terjadinya perubahan bentuk sistem kenegaraan, yang mula-mula negara berbentuk kerajaanyang absolut berubah menjadi negara diktator proletariat yang didasarkanpada ajaran atau doktrin marxisme dan leninisme (komunisme).

3)Penemuan-penemuan baru dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan danTeknologi
Akibat perkembangan ilmupengetahuan yang semakin tinggidan meluas ternyata berdampakpada penemuan-penemuan baru berupa teknologi canggih, yangkemudian berdampak pula ter-hadap perubahan kehidupanmanusia. Misalnya, jika pada jamandahulu manusia bertempat tinggaldi gua-gua, di rumah-rumahdengan dinding alang-alang, makapada saat ini manusia tinggal dirumah-rumah yang lebih sehat dengan bermacam-macam model dangaya. Jika dahulu alat angkut manusia sangat sederhana (misalnya hanyamenggunakan tenaga hewan), maka sekarang manusia telahmenggunakan alat-alat transportasi mesin, yang sudah super canggih.Adanya penemuan-pene-muan baru akibat perkem- bangan ilmu pengetahuan, baik itu berupa teknologimaupun berupa gagasan-gagasan baru yang menyebarke masyarakat tersebut,akhirnya dikenal, diakui, danselanjutnya diterima olehmasyarakat sehingga berdam-pak pada timbulnya perubahansosial.

b.Faktor dari Luar 
Faktor yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri (faktor luar),antara lain dapat meliputi:
1)Pengaruh kebudayaan
Hubungan atau kontak secara fisik antara satu masyarakat (budaya)dengan masyarakat (budaya) lainnya cenderung dapat menyebabkanterjadinya saling memengaruhi di antara masing-masing masyarakat ataukebudayaan tersebut. Artinya, suatu masyarakat (budaya) itu bisamemengaruhi masyarakat (budaya) lainnya, namun sekaligus juga dapatterkena (mau menerima) pengaruh dari masyarakat (budaya) lainnya itu.Namun apabila hubungan atau kontak tersebut dilakukan secara tidaklangsung, misalnya melalui alat-alat komunikasi massa seperti radio, televisi,film, koran, dan lain-lain, maka komunikasinya cenderung bersifat satuarah saja, yaitu dari masyarakat yang secara aktif menggunakan alat-alatkomunikasi tersebut, sedangkan pihak lain (yakni masyarakat penerima)tidak memiliki kesempatan untuk memberikan pengaruhnya. Apabilapengaruh tersebut diterima tidak karena paksaan dari pihak yangmempengaruhi, maka hasilnya di dalam ilmu ekonomi dinamakan
demonstration effect
Sedangkan proses penerimaan pengaruhnya, di dalamilmu antropologi budaya dinamakan akulturasi.Adakalanya juga, bahwa dalam proses pertemuan kebudayaantersebut, tidak terjadi pengaruh sama sekali (baik satu arah ataupun duaarah). Pada pertemuan kedua kebudayaan yang tarafnya seimbangmisalnya, kadangkala bisa saling menolak yang mungkin disebabkankarena pada masa lalunya pernah saling terjadi pertentangan fisik yangkemudian dilanjutkan dengan pertentangan non fisik antara keduamasyarakat pendukung masing-masing kebudayaan itu. Keadaansemacam itu dalam sosiologi antropologi dinamakan cultural animosity.
Suatu cultural animosity hingga kini ada misalnya antara Surakarta danYogyakarta yang dapat dikembalikan pada kejadian-kejadian pada tahun1755 (Perjanjian Gianti), dan kemudian Perjanjian Salatiga pada tahun1757. Pertentangan fisik mengawali bentrokan antara kedua belah pihakyang kemudian dilanjutkan dengan pertentangan-pertentangan dalamsegi-segi kehidupan lainnya. Walaupun kedua kebudayaan itu memilikisumber dan dan dasar yang sama, yakni kebudayaan khusus (sub culture)  Jawa, namun terjadi pertentangan-pertentangan (perbedaan) misalnyadalam hal corak pakaian, tari-tarian, seni musik tradisional, gelar-gelarkebangsawanan, dan seterusnya.

Adanya pengaruh dari kebuda-yaan lain juga dapat menyebabkanterjadinya proses imitasi, yaitutindakan seseorang untuk meniruorang lain melalui sikap,penampakan, gaya hidupnya atauapa saja yang dimilikinya. Biasanyayang lemah cenderung meniru yangdominan. Proses perubahan dengancara imitasi, misalnya dapat terjadiapabila ada dua kebudayaan yangsaling bertemu, sedangkan salah satudari kebudayaan tersebut memilikiunsur-unsur yang lebih tinggi(misalnya dalam aspek teknologinya),maka ada kemung-kinan terjadiproses imitasin (peniruan) dari parapendukung kebudayaan yang masihrendah taraf teknologi-nya. Adapunprosesnya, mula-mula unsur-unsurtersebut ditambahkan padakebudayaannya, akan tetapi lambat laun unsur-unsur kebudayaan merekayang dirubah dan diganti dengan unsur-unsur kebudayaan asing tersebut.Misalnya, pada saat ini orang-orang Indonesia cenderung untuk memakaipakaian yang bercorak barat, karena dianggap lebih mudah dan praktis.Sedangkan memakai pakaian tradisionalnya jarang sekali, kecuali hanyapada kesempatan-kesempatan tertentu misalnya pada saat upacara-upacara resmi seperti resepsi perkawinan, khitanan, dan lain-lain.

2)Terjadinya Peperangan
Peperangan yang terjadi antara negara (masyarakat) satu dengannegara (masyarakat) lainnya juga dapat menimbulkan berbagai dampakseperti halnya dampak yang ditimbulkan oleh adanya penberontakan danpertentangan-pertentangan. Akan tetapi dampak negatif yang ditimbulkanoleh adanya peperangan jauh lebih dahsyat, karena peralatan perang biasanya juga lebih canggih.Selain perubahan di bidang sosial, peperangan dengan negara(masyarakat) lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan di bidang kebudayaan, hal ini oleh karena biasanya negara yang menangakan memaksakan kepada negara yang kalah, untuk menerima
kebudayaannya yang dianggaplebih tinggi tarafnya. Negara-negara yang kalah perang dalamPerang Dunia II seperti Jerman dan Jepang (Blok Poros/As), harusmenerima ide-ide yang dipaksakandari negara-negara pemenang(Blok Sekutu), sehingga mengalamiperubahan-perubahan besar padamasyarakatnya. Jerman misalnya,telah mengalami perubahan-perubahan besar menyangkut bidang kenegaraan, yakni dipecah-nya negara tersebut menjadi dua yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur(komunis), sebelum akhirnya berhasil dipersatukan kembali menjelangruntuhnya komunisme tahun 1990. Hal tersebut tidak saja mengakibatkanperubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di bidang politik danpemerintahan, akan tetapi juga di bidang-bidang lainnya seperti ekonomidan militer. Sedangkan di timur, Jepang setelah kalah perang jugamengalami perubahan-perubahan, di mana berkat campur tanganAmerika Serikat Jepang secara berangsur-angsur berubah dari negaraagraris-militer ke negara industri yang cukup disegani. Perubahan-perubahan yang demikian juga terjadi di Vietnam, Kamboja, Korea, danlain-lain.

3)Pengaruh Perubahan Lingkungan Alam
Perubahan sosial budaya dapat juga terjadi karena penyebab alam,seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir besar, angin taufan, dan lain-lain. Peristiwa-peristiwa alam semacam itu mungkin dapat menyebabkan bahwa masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebutterpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakattersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harusmenyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru pula. Dengankejadian semacam itu, kemungkinan akan mengakibatkan terjadinyaperubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya.Misalnya masyarakat petani yang terkena musibah banjir besar, kemudianmereka harus pindah ke suatu daerah yang tidak memungkinkan bagiadanya kegiatan pertanian, maka terpaksa harus menyesuaikan matapencahariannya menjadi seorang nelayan. Sementara masyarakat didaerah kota yang dilanda dan harus diungsikan ke suatu tempat yang lebih aman, misalnya di daerah transmigrasi, maka harus menyesuaikankehidupannya, yakni dari kebiasaan hidup di daerah berpenduduk rapatdan ramai kepada kebiasaan hidup di alam pedesaan yang sunyi di daerahtransmigrasi. Kejadian-kejadian semacam itu jelas akan mengakibatkanperubahan-perubahan dalam diri masyarakat tadi, misalnya timbullembaga-lembaga kemasyarakatan baru seperti pertanian, perkebunan, danlain-lain.
Salah satu faktor alam yang dapat menyebabkan perubahan sosial adalahterjadinya perubahan-perubahan lingkungan fisik (alam), yang diakibatkan oleh bencanaalam seperti misalnya gempa bumi, angin lesus, banjir, dan lain-lain. Analisis Sosial “Mari tumbuhkan etos kerja kalian!” 
Kerjakan secara individu, dan selesaikan beberapa tugas berikut ini:
1.Carilah tiga buah contoh peristiwa perubahan sosial yang pernahterjadi di daerah kalian!2.Selanjutnya jelaskan masing-masing, faktor-faktor apa saja yangmenjadi penyebab atau pendorongnya (untuk menjawabpertanyaan ini kalian bisa mengelompokkannya atas dasarfaktor luar dan faktor dalam)?
3.Berilah analisis bagaimana cara pencegahan dari perubahansosial!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar